Suatu pagi, seorang anak kecil mendatangi ayahnya yang sedang bertani di sawah. Dengan wajah yang riang, anak ini berteriak memanggil ayahnya yang sedang bekerja mencangkul di sawah.
Tahu anaknya memanggil, ayahnya ini langsung memberhentikan kegiatannya sebentar. Ayahnya melihat kedatangan anak tersebut dengan penuh tanda tanya. Anaknya tidak pernah datang ke sawah apabila ada sesuatu yang penting untuk disampaikan kepadanya.
Sang anak ini pun akhirnya sudah berdiri di depan ayahnya. Ayahnya pun bertanya mengenai maksud kedatangan anaknya tersebut.
"Ada apa nak sampai kamu datang kemari?" tanya sang ayah.
"Aku ingin menunjukkan sesuatu sama ayah" jawab anaknya
"Apa?" tanya kembali sang ayah dengan wajah yang penuh kebingungan
"Aku membawa hadiah untuk ayah dari lomba yang kumenangi" ujar sang anak dengan wajahnya yang berseri.
Melihat perbuatan dan ketulusan dari anaknya, sang ayah ini pun tak kuasa meneteskan air mata dan segera memeluk anaknya sebagai tanda kasih dan sayang.
Sering kali dalam hubungan manusia dengan Allah, yang manusia nantikan adalah berkat apa yang ingin dicurahkan atau hikmat apa yang akan diberikan-Nya hari ini untuk menjalani kehidupan. Allah dijadikan seperti ayah yang memberikan segala sesuatu apa yang kita inginkan. Padahal, bukanlah itu yang diinginkan Allah.
DIA menginginkan kita mengenal-Nya, seperti yang ditunjukkan-Nya kepada kita. DIA ingin segala keberadaan hidup kita adalah menyembah dan memuliakan DIA. Karena bagi-Nya, hidup kita lah hadiah terbaik yang DIA terima dari manusia. Karena itu, jadikanlah hidup Anda sebagai hadiah terbaik bagi Allah.